PIKIRKAN DAN PERSIAPKAN KEBUTUHAN ROHANI

author photo July 31, 2021
Minggu, 01 Agustus 2021
Minggu Biasa XVIII Tahun B
Bacaan: Kel. 16:2-4,12-15; Ef. 4:17.20-24; Yoh. 6:24-35.

Kita sering mendaraskan doa Bapa Kami, yang di antaranya berbunyi “Berilah kami rejeki pada hari ini”. Itu fakta kita yang menunjukkan bahwa ternyata kita masih sering memohon kepada Tuhan untuk mencukupi kebutuhan dasariah kita yakni makanan atau rezeki jasmani. Sebaliknya, kita tidak segan-segannya dengan sengaja membiarkan diri dalam kelaparan atau kehausan, hanya demi hal yang sifatnya memuaskan atau mengenyangkan diri sesaat saja. Misalnya ketika ada uang, yang sebenarnya dapat untuk membeli bahan kebutuhan pokok sehari-hari bagi keluarga kita, namun digunakan untuk seperti misalnya membeli android seri terbaru karena gengsi, beli pulsa data untuk menonton youtube, atau hobby sesaat,  dsb. 

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini mengajak kita semua untuk memikirkan betapa pentingnya kecukupan akan kebutuhan makanan  dan minuman rohani. Dalam bacaan Injil hari Minggu yang lalu, kita diperdengarkan tentang peristiwa, di mana Yesus yang memberi makan kepada lebih dari lima ribu orang lewat mukjizat lima roti dan dua ikan. Setelah peristiwa itu, banyak orang kemudian mencari Yesus. Ketika mereka menjumpai Yesus di Kapernaum, sebagaimana kita dengarkan dalam bacaan Injil pada hari ini, mereka disindir oleh Yesus bahwa mereka mencariNya hanya karena keinginan lahiriah mereka saja, yakni makanan yang mengenyangkan perut mereka (bdk. Yoh. 6:26) daripada mengenal Yesus, Sang Mesias. Perilaku mereka seperti umat Israel, yang dalam bacaan pertama, digambarkan bahwa umat Israel  dengan bersungut-sungut mencari Musa dan Harun untuk minta disediakan makanan. Mereka semua kelaparan karena kehabisan perbekalan dalam pengungsian dari tanah Mesir. Semuanya, mereka itu lebih mengutamakan makanan jasmaniah, daripada keterbukaan hati akan menerima janji keselamatan dari Allah.

Meski kita tidak dapat mengikuti perayaan Ekaristi sebagaimana biasanya, kita tetap perlu untuk menyediakan waktu kita mendengarkan sabda Allah, yang adalah makanan rohani kita juga. Sebagaimana Yesus sendiri sabdakan bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi juga dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (bdk. Mat 4:4). Melalui perayaan ekaristi secara streaming live (online) pun, kita harus memiliki iman bahwa kita semua tetap bisa dikenyangkan dengan makanan dan minuman, yang berupa sabda Allah dan tubuh Kristus dari meja altar secara batin. Yesus pada hari ini bersabda: “Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi” (bdk. Yoh 6:35). Jadi, setiap kali kita ikut ambil bagian dalam perayaan ekaristi,  kita disadarkan kembali, bahwa kita menyantap  “manna hidup”, yakni Yesus sendiri, yang adalah roti yang berasal dari Allah, Dialah roti hidup yang turun dari sorga, dan yang memberi hidup kepada kita (bdk. Yoh 6:33). Dengan menyantap sabda dan roti hidup melalui perayaan ekaristi itu, hidup kita berubah dan diikat dalam ikatan damai sejahtera, satu tubuh, dan satu Roh, sehingga kita menjadi manusia baru dalam Kristus, sebagaimana diungkapkan oleh Rasul Paulus, dalam bacaan kedua.  

Santa Teresa dari Avila mengatakan bahwa jika kita dapat menerima komuni secara rohani, itu pun dapat menimbulkan cinta kita yang mendalam kepada Allah. Cinta yang mendalam itu dapat kita wujudkan dengan sikap hidup yang penuh syukur dalam segala hal, tidak mudah bersungut-sungut ketika menghadapi persoalan hidup, semakin rajin berdoa atau mendalami Kitab Suci, peduli terhadap sesama atau taat menjalankan protokol kesehatan, dsb. Itulah ciri sebagai manusia baru, yang telah menikmati Roti Sorgawi. Semoga dengan menjadi manusia baru, kita kelak dapat beroleh hidup kekal bersama Allah. Untuk itu, mari kita pikirkan dan kita persiapkan diri kita untuk ketersediaan akan kebutuhan makanan dan minuman rohani kita masing dalam bimbingan Roh Tuhan. Amin. Semoga Tuhan memberkati kita dan  Selamat Berhari Minggu. (Antonius Purbiatmadi)



Next article Next Post
Previous article Previous Post