PEKA DAN PEDULI MEMBANTU SESAMA

author photo July 24, 2021
Minggu, 25 Juli 2021
Minggu Biasa XVII
Bacaan: 2Raj.4:42-44; Ef.4:1-6; Yoh.6:1-15

Mungkin sampai saat ini kita masih sering menerima berita terkini tentang pandemi covid-19 yang menimpa tetangga, teman, anggota keluarga atau kerabat. Semua berita atau informasi tentang pandemi itu membuat pikiran dan hati kita lelah dan semakin bertambah cemas. Namun, di balik peristiwa yang menyedihkan, memprihatinkan atau mencemaskan itu, ada hal lain yang menjadi perhatian dan kesadaran  akan sikap iman kita, yaitu bahwa kini semakin banyak orang tergerakkan hatinya akan belas kasih dan memiliki kepekaan serta kepedulian untuk membantu sesama yang menderita. Perbuatan baik itu selaras dengan ajakan Rasul Paulus, sebagaimana kita dengarkan dalam bacaan kedua, bahwa sebagai pengikut Kristus hendaknya kita juga mau  menunjukkan kasih kita dalam hal saling membantu (bdk. Ef. 4:2). 

Memang, pesan pokok dari bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini  mengajak kita semua untuk peka dan peduli  membantu sesama. Seperti dalam bacaan pertama, dikisahkan nabi Elisa, yang menyuruh abdinya untuk menyediakan makanan bagi seratus tamunya. Jika diperhitungkan secara nalar, persediaan yang dimiliki nabi Elisa pasti tidaklah dapat mencukupi untuk menjamu banyak tamunya itu. Namun, nabi Elisa minta pada abdinya untuk percaya akan kuasa Allah. Melalui bacaan pertama ini, kita diajak untuk memiliki iman atau sikap  percaya akan kuasa Allah. Sikap iman yang demikian membuat Allah justru menunjukkan kemurahan hatiNya. Terbukti Allah mencukupi atau bahkan memberikan melebihi dari  apa yang  dipikirkan oleh abdi nabi Elisa (bdk. 2Raj.4:44). Demikian halnya seperti yang dikisahkan dalam bacaan Injil pada hari ini. Hanya dari lima jelai roti dan dua ekor ikan milik seorang anak kecil (bdk. Yoh 6:9), Yesus  mengenyangkan lebih dari lima ribu orang yang kelaparan. Bahkan, Yesus masih memberikan kelimpahan berkatNya sampai terkumpul sejumlah dua belas bakul (bdk. Yoh. 6:13).  

Mungkin di group WA kita masing-masing hampir setiap saat ada permintaan kebutuhan plasma konvalesen atau ajakan untuk berdonasi guna membantu teman, anggota keluarga, kerabat atau tetangga yang terpapar pandemi ini. Dengan cara dan pilihan kita masing-masing, mari kita wujudkan belas kasih dan kepedulian kita untuk menolong sesama yang menderita. Dalam hal membantu sesama, Tuhan tidak pernah memandang besar kecilnya modal pemberian kita. Tuhan hanya melihat hati kita. Kisah Yesus memberi makan 5000 orang hendak menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan dapat melakukan begitu banyak dengan hal yang sedikit kita persembahkan kepadaNya. Jadi, modal utama kita adalah sikap kerelaan hati, sikap belas kasih atau  peduli untuk menolong orang lain serta sikap percaya atau penuh iman akan kuasa Tuhan. Kita jangan bersikap seperti Filipus atau Andreas, yang walau pun telah menjadi murid Yesus sejak awal, mereka ternyata masih ragu-ragu akan kuasa Tuhan. Dalam banyak hal, Yesus memang sering menguji iman para muridNya, seperti dikisahkan dalam bacaan Injil pada hari ini. 

Kita pun adalah murid Tuhan. Mungkin dalam setiap persoalan, kesulitan atau penderitaan yang kita alami, itu adalah cara Tuhan untuk menguji iman kita. Sebagai orang beriman, ketika menghadapi kesulitan, masalah atau sakit penyakit, hendaknya kita mempercayakan apa yang sedang atau akan terjadi ke dalam penyelenggaraan tangan Ilahi  (bdk. 2Raj 4:43b). Kita percaya bahwa sesulit apa pun masalah atau beratnya penderitaan yang kita alami, Tuhan tahu apa yang harus Tuhan sendiri kehendaki akan lakukan untuk kita (bdk. Yoh 6:6).

Jika Yesus saja memiliki sikap peduli, belas kasih terhadap para pengikutNya, tentu kita yang sudah merasakan atau menikmati berkat anugerah Tuhan, seperti yang kita miliki saat ini, maka kita pun dipanggil untuk membagikan belas kasih dan kepedulian kita itu kepada sesama yang menderita. Semoga dengan memberi dari kekurangan kita, Tuhan akan melimpahkan berkatNya melebihi dari yang kita berikan. Amin. 

Mari kita tetap taat terhadap peraturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan setia menjalankan protokol kesehatan, demi kesehatan diri sendiri, keluarga dan kita bersama-sama. Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat Berhari Minggu. (Antonius Purbiatmadi)




Next article Next Post
Previous article Previous Post