YESUS SELALU BERDOA UNTUK PERUTUSAN KITA

author photo May 16, 2021
Minggu, 16 Mei 2021
Hari Minggu Paskah VII
Bacaan: Kis.1:15-17.20a.20c-26;  1Yoh.4:11-16; Yoh.17:11b-19

Hari ini Minggu Paskah VII, Gereja merayakan Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-55. Paus Fransiskus menulis pesan pada Hari Komunikasi ini dengan judul: “Datang dan Lihatlah, Berkomunikasi dengan menjumpai orang lain apa adanya”. Melalui pesannya itu, Bapa Suci mengatakan bahwa kita semua dipanggil dan diutus untuk menjadi saksi kebenaran dengan datang; “turun ke jalan”; “habiskan sol sepatu”, yang maksudnya adalah bahwa kita  harus melihat sendiri dan berbagi. Seruan Bapa Suci tersebut dilandasi atas pengalaman iman dan hidup dari para rasul dan murid Yesus. Mereka secara langsung telah mengalami hidup dalam kesatuan dengan Yesus.  

Seiring dengan peringatan Hari Komunikasi Sedunia ini, kita diajak untuk merenungkan dan menanggapi sabda Tuhan, yang seluruh intisari dari bacaan Kitab Suci pada hari ini, berkaitan dengan tugas perutusan. Seperti dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kisah Para Rasul, tentang pemilihan dua orang calon untuk menggantikan Yudas Iskariot. Para rasul berdoa memohon bimbingan Roh Kudus, dan melalui undi, akhirnya Matias yang terpilih. Dengan terpilihnya Matias, maka  ia pun ditambahkan kepada bilangan sebelas orang rasul dan menjadi anggota yang ikut diutus melanjutkan tugas perutusan dari Yesus (bdk.Kis 1:26).

Seperti Matias dan para rasul lainnya, kita juga mendapat tugas perutusan menjalankan amanat Yesus, yang disampaikanNya sebelum Yesus terangkat ke sorga. Berkat sakramen baptis, kita dikuduskan dan dengan sakramen krisma, kita diteguhkan dengan pencurahan Roh Kudus, agar kita  mampu menghadapi tantangan-tantangan yang ada dalam pewartaan Injil dan melaksanakan perintah Tuhan, yaitu saling mengasihi, sebagaimana kita dengarkan dalam bacaan kedua (bdk. 1Yoh 4:11). Sebagai orang beriman kita percaya akan penyertaan dan kehadiran Yesus, dalam diri Roh Kudus.  

Dalam bacaan Injil pada hari ini, Yesus berdoa dan menyerahkan para murid kepada Bapanya, agar para muridNya mendapat pemeliharaan dan perlindungan serta hidup dalam kesatuan dengan Yesus dan  Allah Bapa (bdk. Yoh 17:11). Bagi Yesus, murid adalah “media komunikasiNya”  untuk dunia, bahwa Ia tetap  bisa hadir, dalam diri Roh Kudus. Karena begitu pentingnya peran para rasul atau muridNya, maka sebelum Yesus mengakhiri tugasNya di dunia, Yesus berdoa  kepada Allah Bapa agar memelihara para murid dan rasulNya dalam namaNya, agar mereka menjadi satu seperti diriNya yang bersatu dengan Allah Bapa dan taat  menjalankan tugas perutusan di dunia sampai mati seperti Diriya, yang wafat di kayu salib.  

Di akhir perayaan Ekaristi atau ibadat, kita selalu menerima berkat perutusan. Dengan tegas kita selalu menjawab “Amin”, ketika imam atau pemimpin ibadat menyerukan “Pergilah, kita diutus”. Jawaban kita tersebut, tentunya harus kita jalankan dengan sungguh-sungguh, meski ada hambatan atau tantangan. Namun demikian, kita percaya bahwa doa Yesus untuk para muridNya itu terus bergema sampai sekarang untuk kita juga. Sebagai murid Yesus, kita pun dipanggil menjadi media komunikasiNya untuk tugas perutusan memberitakan Injil dan ajaran kasihNya,  agar semua makhluk bersatu dan saling mengasihi, hidup dalam kesatuan dengan Yesus dan Allah Bapa (bdk. 1Yoh 4:16). Sebagai murid Yesus, tentunya kita boleh tetap merasa tenang dan aman dalam menjalankan tugas perutusan kita, karena Yesus sendiri terus mendoakan dan meminta perlindungan dari Allah Bapa  bagi kita, agar kita mampu dalam menjalankan perutusan pewartaan kasih Allah. 

Meski masih dalam masa pandemi, perutusan dari Tuhan dan seruan Bapa Suci Fransiskus dapat kita tindaklanjuti dengan aksi nyata melalui cara-cara  yang sesuai dengan karunia yang Tuhan berikan kepada kita masing-masing. Dalam lingkup pribadi, misalnya, kita dapat menyisihkan uang jajan kita untuk donasi bagi korban bencana alam, bantuan uang sekolah bagi siswa yang tidak mampu atau bentuk lainnya. Sedangkan dalam lingkup komunitas, lewat lingkungan kita bisa melakukan kerja bakti, mempelopori pola hidup sehat dan bersih (PHBS) guna menjaga kesehatan lingkungan, dan banyak contoh lainnya. Semoga dengan penyertaan Roh Kudus, kita dimampukan untuk menjalankan tugas perutusan Tuhan dan GerejaNya, termasuk di dalamnya  untuk terus menjadi pelopor dalam kesetiaan menjalankan protokol kesehatan, dengan rajin memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak saat berhadapan dengan orang lain, menjauhi kerumunan, menghindari bepergian yang tidak perlu. Semoga Tuhan memberkati kita dan Selamat Berhari Minggu.

Antonius Purbiatmadi





Next article Next Post
Previous article Previous Post