GIGIH MENEMUI YESUS

author photo March 20, 2021

Minggu, 21 Maret 2021
Minggu Prapaskah V

Sabda di atas batu karang: Yer. 31:31-34; Ibr.5:7-9; Yoh. 12:20-33.

Mungkin kita pernah punya keinginan untuk menjumpai idola, selebritis atau public figure kita, bukan? Walau sekedar sudah melihat wajahnya saja, sudah beruntunglah kita. Apalagi jika bertatap muka langsung dengannya. Melihat dari dekat wajah idola kita saja sudah bisa kita jadikan bahan pembicaraan  yang seru dengan teman di group atau buat status di medsos kita.

Dalam bacaan Injil pada hari ini, dikisahkan tentang  beberapa orang dari luar daerah, yakni dari Yunani, yang berusaha untuk bertemu dengan Yesus.  Kita tidak tahu persis apakah pendatang dari Yunani tersebut berhasil bertemu dengan Tuhan Yesus dan apa maksud tujuan mereka. Kita percaya bahwa karena kabar tentang Yesus sudah menyebar ke mana-mana, sehingga banyak orang, termasuk orang Yunani tersebut berusaha untuk bertemu Yesus. Walau  sekedar  bisa  melihat wajahNya saja, mungkin sudah cukup bagi mereka,  supaya saat mereka kembali ke rumahnya nanti, mereka bisa menceritakan pengalaman melihat wajah Yesus,  orang yang menjadi pembicaraan di mana-mana. Atau mungkin mereka sungguh menemui Yesus untuk berbincang-bincang denganNya   dan mendapat pengajaran langsung dari Yesus.  Dan tentu pengalaman ini juga bisa untuk bahan ketika mereka pulang.

Walau dalam bacaan Injil ini tidak jelas tentang apakah mereka berhasil bertemu langsung, namun,  yang jelas bahwa bacaan Injil pada hari ini membawa pesan iman kepada kita  untuk  mengerti bahwa Yesus menyatakan tentang   penderitaan dan kematianNya. Bagi Yesus, penderitaan dan kematianNya itu bukanlah suatu tragedi, melainkan adalah jalan untuk mencapai kemuliaanNya (ayat Yoh 12:24). Melalui pernyataanNya itu, Yesus menjelaskan tentang maksud kedatanganNya ke dunia  dalam ketaatan kepada Allah Bapa  dan mengajak mereka untuk percaya akan apa yang Yesus katakan.  Namun, banyak orang tidak percaya, karena mereka menganggap bahwa Mesias harus tetap hidup selama-lamanya (bdk. Yoh. 12:34).

Dalam bacaan kedua, Surat Ibrani, menegaskan tentang ketaatan Yesus dalam menjalankan tugas perutusanNya dari Allah Bapa. Meski Yesus adalah Anak Allah, namun Yesus mau belajar dalam  menjalankan ketaatanNya lewat  penderitaanNya untuk mencapai kesempurnaan ilahiNya.  Penderitaan dan kematianNya itu  menjadi pangkal keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat dan percaya kepadaNya (bdk. Ibr. 5:9).  Ketaatan Yesus yang demikian itulah, yang  hendaknya juga menjadi dasar hidup iman kita   untuk sungguh tetap setia kepada  Tuhan, meski kita harus menghadapi tantangan dan penderitaan iman. Peristiwa penderitaan dan penyaliban Yesus, mengajak kita untuk menyelami tentang ketaatan Yesus pada kehendak Allah Bapa. Dalam sikap ketaatan akan kehendak Allah itulah yang menjadikan “biji gandum yang jatuh ke tanah dan mati” (bdk. Yoh. 12:24), namun tumbuh dan menghasilkan buah-buah kehidupan baru bagi kita. Yesus menjalani tugas perutusan itu demi kehidupan kekal kita semua.

Berkat Sakramen Pembaptisan kita menjadi murid dan pengikut Tuhan.  Untuk itu menjadi suatu kewajiban iman kita,  bahwa sabda Tuhan  hari ini “ia harus mengikut Aku, di mana Aku berada”, mengajak  kita untuk mau menderita seperti Tuhan Yesus yang mengalami penderitaan, bahkan wafat di kayu salib" (bdk. Yoh. 12:26).

Kita memasuki Minggu Prapaska Pekan ke-5, yang adalah minggu terakhir sebelum kita masuk masa Pekan Suci. Menjelang akhir masa Prapaskah, kita semua dipanggil untuk bertemu Yesus. Semoga melalui sabda Tuhan hari ini, semoga kita seperti orang Yunani, yang rindu dan berusaha dengan penuh iman  untuk datang menemui Yesus.  Kita ingin mendengarkan sabda Tuhan, pengajaranNya dan pernyataan penderitaan dan wafatNya di kayu salib. Meski apa yang kemudian dilakukan oleh orang-orang Yunani itu tidak kita peroleh atau mengerti secara konkret, tetapi sebagai orang beriman, kita  berharap semoga kita juga memiliki sikap iman seperti orang-orang mereka, yang begitu gigih mencari  jalan ke kehidupan kekal di dalam diri Yesus. Semoga di masa Prapaskah, terutama dalam minggu terakhir menjelang Pekan Suci ini, kita memiliki kerinduan  untuk bertemu Tuhan, entah lewat doa, membaca Kitab Suci, mendalami SabdaNya, atau melalui darma bakti kita dengan cara kita masing-masing, kita bisa menemukan wajah Tuhan, dan berbicara denganNya, mendengarkan saat-saat Dia mengalami penderitaan. Semoga di masa-masa   ini,  kita diteguhkan, bahwa  dengan penderitaanNya dan wafatNya di kayu salib, kita ditebus dan mendapatkan jalan yang lancar untuk kelak untuk bisa bertemu dengan Tuhan dalam kebahagiaan sorgawi dan sungguh melihat wajah kemuliaan Tuhan. Semoga dalam  masa Prapaskah ini, kita juga mau membersihkan diri kita dari keberdosaan, sehingga kita pantas dan layak untuk melihat wajah Tuhan. Semoga Tuhan memberkati kita. Dan kita menyiapkan iman kita memasuki Pekan Suci nanti dengan hati yang bersih. Amin.

Sebagai umat beriman, mari kita untuk tetap taat untuk setia dalam menjalankan protokol kesehatan, yakni rajin mencuci tangan,  menjaga jarak ketika berhadapan dengan orang lain, selalu bermasker, hindari bepergian yang tidak perlu dan juga hindari kerumunan banyak orang. Selamat Berhari Minggu. 

Antonius Purbiatmadi



Next article Next Post
Previous article Previous Post