Para dokter, para perawat, para medis
se-Keuskupan Bogor yang terkasih!
Selamat Paskah kami ucapkan di tengah
kesibukan pelayanan Anda yang tak kenal lelah, terutama di masa pandemic Covid-19
ini. Di saat penyebaran pandemic Covid-19 ini, profesi Anda sungguh mendapat peran
penting sekaligus profesionalitas dalam menolong orang sakit benar-benar
dipertaruhkan. Kami anggota masyarakat umum, amat menghargai profesi Anda sekaligus juga amat
menghormati kerelaan Anda untuk tetap bekerja mewujudkan karya penyembuhan,
yang diharapkan oleh sesama manusia.
Tatkala menulis surat ini, suasana malam
yang sepi menyelimuti tempat kami tinggal. Kami bermeditasi di hadapan ikon
"Bunda Maria Penolong Abadi". Terlihatlah wajah Bunda Maria dengan
tatapan tajam, memandang kita yang memandangnya. Di dekapannya terlihat Yesus
sebagai anak kecil, yang mukanya takut akan penderitaan dan kesengsaraan yang
akan dialaminya. Dia memegang erat rangkulan
ibuNya, ibu Maria karena bersama lbunya Dia merasa pasti dilindungi. Sembari
memandang ikon itu, kami mendaraskan doa Rosario. Peristiwa yang kami renungkan
ialah peristiwa Mulia 3 Roh Kudus Turun Atas para Rasul". Dalam permenungan
itu, kami menyadari bahwa para Rasul berani bersaksi tentang Kristus yang hidup
dan bangkit atas kekuatan dari Roh Kudus. Roh Kudus itulah yang memunculkan kebaikan nyata dalam kehidupan para Rasul.
Permenungan ini menghantar kami untuk mengingat
kalian semua para dokter, para perawat atau siapa saja yang terlibat langsung
dalam menolong para pasien baik yang terpapar Covid-19 ataupun tidak dalam
situasi pqndemic Covid-19. Kalian begitu gagah dalam pakaianmu yang
"modelnya" baru: tampaknya seperti para astronaut; kalian begitu
cekatan berusaha meneguhkan para pasien" terutama yang terpapar Covid-19 atau
pasien lain yang ikutan cemas akibat pandemic Covid-19; kalian begitu tegang
mencari jalan keluar terbaik untuk membawa kesembuhan bagi para pasien; kalian
begitu bergembira ketika ada pasien yang menampakan gejala pemulihan dan
kesembuhan; kalian ikut sedih berhadapan dengan kenyataan kematian pasien yang
sulit ditolong, walau kalian sudah berusaha semaksimal
mungkin.
Kami melihat perjuangan kalian adalah
perjuangan membela kemanusiaan dan membela kehidupan. Suatu perjuangan amat
luhur dan mulia. Dari kacamata iman kita akan Yesus Kristus, Sang Penebus yang
bangkit itu, tentunya kalian bisa melakukan semua ini bukan semata-mata
didorong oleh motivasi menolong sesama, tetapi melakukan semua ini karena
dorongan Roh Kudus, Roh Kebaikan Tuhan. Kalian percaya bahwa mengabdi Tuhan atau percaya kepada Tuhan yang
menyelamatkan, menguatkan motivasi Anda untuk ikut mewujudkan karya penyelamatan
Tuhan melalui anda dengan menolong msrawat para pasien, khususnya yang terpapar
Covid-19. Anda tahu resiko terhadap kesehatan kalian dan keluarga kalian.
Tetapi diteguhkan oleh tanggung jawab atas profesi yang diemban dan terutama
oleh keyakinan kalian bekerja benama Allah maka kalian menjadi pahlawan
"frontline" di rumah-rumah sakit. Anda taat kepada Roh Kudus, yang
meneguhkan Anda sekalian untuk berusaha dan berjuang sekemampuan Anda sebagai
manusia menolong para pasien. Seperti para Rasul dalam Kisah Para Rasul, Anda
menjadi “Saksi-saksi” kebangkitan Tuhan pada masa kini di saat pandemic Covid-19
sedang menghantui setiap sisi kehidupan manusia masa kini.
Saudara-saudariku para dokter, para perawat,
para medis lainnya terkasih! Surat ini merupakan sapaan kani kepada kalian semua.
Kami tidak tinggalkan kalian sendirian, bertarung di medan laga yang kita belum
tahu kapan pertarungan ini berakhir. Ketahuilah, kami sebagai Uskup dan para
imam terus menerus mendoakan kalian. Semoga kalian menyadari rahmat Allah tetap
bekerja dalam konteks keterbatasan manusiawi kita. Yang penting, lakukanlah semua ini karena kasih.
St. Antonius dari Padua berkata: “Kasih menyempurnakan semua
keutamaan-keutamaan/kebaikan yang kita lakukan". Mari kita serahkan semua
pekerjaan baik kita kedalam lindungan “Bunda Maria Penolong Abadi”.
Mengakhiri surat ini, kami teringat akan
sapaan Yesus dalam ‘Surat Imaginatif'nya kepada para Rasul setelah gelora danau
ditenangkanNya (Bdk Mat 8:23-27): "Tugas kalian adalah membawa perahu
untuk menyeberang. Bejuang melawan angin kencang bukan urusanmu. Itu urusanKu. Maka,
kalau kalian telah memutuskan untuk melakukan apa yang harus kamu lakukan, lakukan dengan baik. Aku akan
bertanggung jawab untuk hal lain, termasuk meredakan angin ribut dan gelombang
ombak yang ganas. Jangan pernah lupa kita berada dalam satu perahu yang sama".
Salam, selamat Paskah dan berkat Tuhan
menyertai Anda sekalian.
Bogor, 16 April 2020
Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM