Mewartakan Kabar Gembira dalam Kemajemukan
"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk" (Markus 16:15)
Konsili Vatikan II menyerukan agar jalan menuju Kitab Suci dibuka lebar-lebar bagi kaum beriman (Dei Verbum 22). Pembukaan jalan menuju Kitab Suci ini dilakukan dengan menerjemahkan Kitab Suci ke dalam banyak bahasa lokal. Konsili juga menganjurkan agar terjemahan ini diselenggarakan bersama para saudara terpisah (Gereja-gereja protestan). Penerjemahan ini membuka jalan masuk ke dalam Kitab Suci, memungkinkan setiap orang membaca Sabda Allah dalam bahasa masing-masing, bahasa yang dipahaminya. Memang dalam Dei Verbumn 25 "Konsili suci mendesak dengan sangat dan istimewa semua orang beriman, terutama para religius, supaya dengan seringkali membaca kitab-kitab ilahi memperoleh pengertian yang mulia akan Yesus Kristus (Filipi 3:8)." Bagi para anggota Gereja Sabda Allah menjadi kekuatan iman, santapan jiwa, dan sumber hidup rohani. Karena, dalam Kitab Suci Bapa yang ada di surga dengan penuh cinta kasih menjumpai para putra-Nya dan berwawancara dengan mereka.
Mengingat hal itu, Lembaga Biblika Indonesia, yang merupakan Lembaga dari KWI untuk kerasulan Kitab Suci, mengadakan sejumlah usaha untuk memperkenalkan Kitab Suci kepada umat dan sekaligus mengajak umat untuk mulai membaca Kitab Suci. Hal ini dilakukan antara lain dengan mengemukakan gagasan sekaligus mengambil prakarsa untuk mengadakan Hari Minggu Kitab Suci secara nasional sejak tahun 1975. LBI mengusulkan dan mendorong agar keuskupan-keuskupan dan paroki-paroki seluruh Indonesia mengadakan ibadat khusus dan kegiatan-kegiatan sekitar Kitab Suci. Gerakan itu sekarang menjadi Bulan Kitab Suci Nasional yang dilaksanakan dengan tujuan:
- Untuk mendekatkan dan memperkenalkan umat dengan sabda Allah. Kitab Suci juga diperuntukkan bagi umat biasa, tidak hanya untuk kelompok tertentu dalam Gereja. Mereka dipersilahkan melihatnya dari dekat, mengenalnya lebih akrab sebagai sumber dari kehidupan iman mereka.
- Untuk mendorong agar umat memiliki dan menggunakannya. Melihat dan mengagumi saja belum cukup. Umat perlu didorong untuk memilikinya paling sedikit setiap keluarga mempunyai satu kitab suci di rumahnya. Dengan demikian, umat dapat membacanya sendiri untuk memperdalam iman akan Kristus.