TUJUAN PENDIDIKAN KATOLIK

author photo May 25, 2017
Oleh: FX. Siswo Murdwiyono
(Artikel ini telah dimuat dalam Buletin Paroki MBSB Edisi Mei 2017)


Sekolah adalah institusi formal yang penting untuk membentuk manusia yang bermartabat. Fokus pendidikan di sekolah terutama adalah akademis dan pembentukan  karakter manusia secara menyeluruh. Dengan dan melalui pendidikan, manusia mengeksplorasi dirinya, melakukan adaptasi dengan waktu dan tempat di mana ia hidup, serta melakukan berbagai upaya perbaikan dengan kreativitas dan inovasinya.

Tujuan pendidikan selalu bermuara pada pembentukan manusia seutuhnya pendidikan pada dasarnya adalah pembentukan generasi muda yaitu para peserta didik. Lembaga pendidikan ikut serta dalam pembentukan karakter yang sehat dan kuat bagi generasi masa depan. Modernisasi yang ditandai dengan era globalisasi menuntut generasi yang memiliki kecakapan hidup (life skill). Sehingga mereka akan menjawab tantangan zaman. Indonesia sebagai Negara yang ingin maju dan berkembang setara dengan Negara maju lainnya, membutuhkan SDM yang handal. pribadi yang cakap dan trampil, serta berkepribadian utuh. Lembaga Pendidikan Katolik menyadari bahwa pendidikan bertujuan membentuk manusia secara holistik:  intetelektual, religious, emosional, moral, dan sosial.

Pendidikan adalah salah satu tugas perutusan gereja yang amat penting. Nilai-nilai injili diterjemahkan dalam konteks pendidikan sebagai Karya Kerasulan Gereja menjadi fokus utama karya Pendidikan Katolik. Semua orang dari berbagai lapisan, suku, agama, usia, memiliki hak asasi yang tidak dapat diganggu gugat atas pendidikan. Tujuan pendidikan dalam arti sesungguhnya ialah mencapai pembinaan peribadi manusia dalam perspektif tujuan terakhirnya dan demi kesejahteraan masyarakat, mengingat bahwa manusia termasuk anggotanya, dan bila sudah dewasa ikut berperan menunaikan tugas kewajibannya (Konsili Vatikan II mengenai hak anak atas pendidikan)

Lembaga Pendidikan Katolik selalu berjuang untuk menggabungkan karya pendidikan mereka dengan pemakluman Injil yang eksplisit, merupakan sumber daya yang sangat berharga untuk mewartakan Kabar Baik kepada budaya-budaya, bahkan di negara-negara, dan kota-kota, di mana situasi-situasinya yang memusuhi, menantang kita agar lebih kreatif dalam mencari metode-metode yang cocok (Surat Anjuran Sukacita Injil Paus Fransisikus; Evangelii Gaudium/EG. 134)

Pendidikan formal di lembaga Pendidikan Katolik selain mengikuti kebijakan pemerintah tentang kurikulum, seharusnya memasukkan juga nilai-nilai yang bersumber pada semangat Injili, Dokumen-dokumen Gereja serta spiritualitas pendiri. Seperti disampaikan dalam Nota pastoral KWI tahun 2008 tentang Pendidikan Katolik: “lembaga Pendidikan Katolik (LPK) merupakan salah satu karya Gereja dan bentuk partisipasi umat Katolik dalam pembangunan masyarakat Indonesia. Ada tiga hal yang dijunjung oleh LPK sebagai kekhasan dan inti pendidikan Katolik, yaitu: setia pada usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, setia pada ketentuan-ketentuan Gereja, dan setia pada semangat luhur (spiritualitas) pendiri. Ketiga hal tersebut merupakan satu kesatuan yang integral dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. (Nota Pastoral KWI Tahun 2008, No. 8).

Sebagai penutup dari tulisan singkat ini adalah sebuah refleksi tentang identitas kekatolikan LPK yang berfungsi memanusiawikan manusia dan menjadikannya manusia baru. Idealisme ini tidak diabaikan demi nilai-nilai lain yang kini menjadi acuan industri pendidikan di tanah air. Pelayanan yang proporsional dan integral akan menempatkan LPK sebagai saksi Kerajaan Allah di tengah dunia. Kehilangan sikap dan semangat kenabian di tengah dunia akan melumpuhkan LPK dan meredusirnya sekedar tempat belajar siswa. LPK sedang berjuang untuk menjadi yang terbaik, yakni menjadi: Media Kabar Gembira, Unggul dan lebih berpihak kepada kaum miskin. Semoga…
Next article Next Post
Previous article Previous Post